Berita
Semua Anak Terlahir Unik dan Mempunyai Keistimewaan, Tugas Guru Membuat Anak Berkebutuhan Khusus Mandiri dan Bahagia
Berita 2023-12-12 | 08:13:00
PAUDPEDIA —- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), menyiapkan serangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Disabilitas Internasional 2023 pada Senin (11/12). Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember, menjadi momentum untuk menyemarakkan keberagaman dan inklusivitas pada ekosistem pendidikan. Tema Perayaan Hari Disabilitas Internasional tahun ini adalah “Mari Rayakan Keberagaman dan Inklusivitas”.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM), Iwan Syahril menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya Kemendikbudristek dalam meningkatkan kesadaran dalam perwujudan ekosistem pendidikan yang turut memberi ruang pada keberagaman dan inklusivitas.
Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), House of Knowledge, Fransisca Tiadora mengatakan alasan utama yang memotivasi dirinya untuk mengembangkan pendidikan inklusif adalah keyakinan bahwa semua anak terlahir unik dan mempunyai keistimewaan.
“Meskipun mereka berbeda namun hal ini menjadikan kami dan para guru motivasi untuk terus membantu anak-anak ini untuk mereka bisa menghadapi dunia luar atau dunia nyata seperti apa, Tugas guru disatuan pendidikan sejak di jenjang PAUD hingga SLB jenjang pendidikan dasar dan menengah membuat mereka bahagia” ujar Fransisca
Sedangkan Lucky Palupi dari Sekolah Kembang mengatakan hal yang memotivasi untuk menjadi guru anak berkebutuhan khusus didasari kesukaannya untuk menjadikan anak menjadi mandiri dan bergembiria di sekolah. Saya sangat happy ketika seseorang melakukan keberhasilan pencapaian tertentu dari hal-hal yang kecil dalam hidupnya, ujar Lucky.
Ditambahkan kadang dirinya ketika melihat prilaku anak-anak berkebutuhan khusus timbul rasa iba. “Kasihan dia nggak bisa ini dia nggak bisa itu. Padahal hal itu bagi guru sudah tidak perlu rasa iba. Bagaimana caranya mendorong mereka jadi berdaya gitu harus dilihat punya potensi apa nih,” katanya.
Terkait dengan tantangan yang dihadapi guru untuk anak berkebutuhan khusus menurut Emilia Rosa dari Head Dept Special Education Madania School diperlukan energi positif berlimpah dan kesabaran yang tinggi. “Nah itu mungkin perlu energi dan waktu. Kita harus rajin mengulik itu ilmu serta pengetahuan baru dalam mendidik anak berkebutuhan khusus. Yang kedua adalah mengubah pola pikir atau mindset di tengah masyarakat bahwa anak berkebutuhan khusus juga bisa berdaya dan memliki kemampuan,” ujarnya.
Dikatakan, mengatasi tantangan menurut Lucky Palupi juga dapat dilakukan dengan peningkatan kapasitas guru. “Jadi memang para guru harus rajin-rajin mengembangkan diri. Cari buku baru terkait perkembangan terkini pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Dengan mengetahu teknologi dan pengetahuan baru bisa di tetapkan strategi apa dalam mengajar yang diperlukan,” ujarnya.
Sedangkan Dede Kurniasih menambahkan tantangan paling besar selama dirinya berkecimpung di dunia Pendidikan Luar Biasa (PLB) yaitu di satuan pendidikan SLB terdapat berbagai jenis karakteristik peserta didik. Dari mulai anak tunagrahita, tuna rungu, tuna netra, tuna daksa dan autis.
“Tentunya dengan keberagaman ini yang menjadi tantangan bagaimana memberi fasilitas atau memberikan pelayanan yang maksimal dari berbagai macam. Tentunya kami ingin memberikan apa yang jadi hak anak-anak ini. Selain itu tantangan lain bagi guru yaitu harus mengetahui peserta didik berkebutuhan khusus juga mempunyai potensi dalam dirinya yang harus dikembangkan. Kami harus memfasilitasi dengan cermat bagaimana agar anak-anak kami bisa terus berkembang, bisa bersaing dengan peserta didik yang pada umumnya normal,” ujar Dedeh.
Terkait dengan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi dan elemen masyarakat dalam meningkatkan perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus menurut Plt Direktur PMPK, sangat penting kerjasama antara Pemerintah Daerah sebagai pemegang kewenangan penyelenggara pendidikan di seluruh daerah.
“Kemendikbudristek terus mendorong pelibatan orang tua dan masyarakat, agar dapat turut serta dalam penguatan pembelajaran bagi peserta didik penyandang disabilitas. Ini menjadi salah satu fokus utama Kemendikbudristek dalam memajukan dan meningkatkan mutu dan layanan pendidikan termasuk pendidikan inklusi,” ujarnya.
Hal ini juga diakui oleh seluruh nara sumber yang sangat mendukung adanya sinergi serta kolaborasi yang kuat seluruh pihak untuk meningkatkan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia.
Penulis Eko
InfoTerkini
Bolehkah Menormalisasi "Namanya Juga Anak-anak"?
Ruang Artikel 2025-05-03 | 16:20:00
...
selengkapnyaLuncurkan Program PHTC, Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Pemerataan Pendidikan Nasional
Berita 2025-05-03 | 07:59:00
...
selengkapnya