Berita
Direktur PAUD, Komalasari : “Selamat Mengikuti Tahun Ajaran Baru 2024-2025 Generasi Emas Anak Indonesia”
Berita 2024-07-16 | 17:25:00
PAUDPEDIA — Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Ditjen PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Komalasari M.Pd menyampaikan ucapan selamat mengikuti Tahun Ajaran Baru 2024-2025 kepada seluruh peserta didik, guru, orangtua/wali murid serta seluruh ekosistem pendidikan.
“Semoga Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan dapat berjalan dengan baik serta memberikan kesan mendalam bagi siswa sehingga mereka dapat semangat belajar dan rindu untuk datang ke sekolah bertemu teman, guru dan suasana sekolah menjadi Taman yang indah bagi anak Indonesia,” ujarnya kepada PAUDPEDIA di Jakarta, Senin (15/7).
Direktur PAUD mengatakan seluruh anak PAUD di Indonesia yang tengah melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di satuan PAUD adalah bintang-bintang baru di sekolah. Keceriaan dan sukacita pada masa permulaan tahun ajaran baru diharapkan dapat terus berlanjut sehingga sekolah seperti pesan Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara menjadi taman yang indah bagi generasi emas Indonesia.
“Bersinarlah dengan cerah dan capai bintang-bintang yang tinggi! Jadilah seperti pohon yang kuat dan kokoh. Akarmu adalah pengetahuan, dan dedaunanmu adalah impian-impianmu.
"Selamat datang di sekolah! Setiap hari adalah kesempatan baru untuk belajar, bermain, dan bertumbuh. Selamat datang di dunia penuh keajaiban yang disebut sekolah!,” ujarnya.
Dikatakan, dalam Tahun Ajaran Baru 2024-2025 ini juga terjadi Transisi PAUD-SD yang merupakan sebuah proses di mana anak berpindah dari perannya sebagai peserta didik PAUD, menjadi peserta didik SD/MI. Artinya, transisi yang dialami oleh anak dari PAUD ke SD haruslah mulus, atau anak tidak perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian sebagai akibat dari perpindahannya.
Di tahun ajaran baru ini, Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan menjadi momentum tepat dan mengingatkan kita bahwa: Siap sekolah dapat terus dibangun hingga SD kelas awal karena periode usia dini yakni 0-8 tahun (sumber: UNESCO), laju perkembangan anak beragam, serta kesempatan belajar anak beragam. Siap sekolah tidak hanya calistung, namun juga kemampuan mengelola emosi, kemandirian, kemampuan membedakan baik dan benar, dan lainnya.
Transisi PAUD ke SD merupakan sebuah “Gerakan”, dan bukan “Program” karena gerakan ini dimiliki oleh seluruh pihak (masyarakat, mitra, orang tua, dan lainnya), bukan hanya Kemendikbudristek. Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan memastikan bahwa dimanapun titik berangkat anak, mereka berhak mendapatkan hak yang sama, yaitu memiliki kemampuan fondasi agar dapat siap bersekolah dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Bangun Kemampuan Fondasi
Visi yang ingin dicapai oleh Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan yaitu: Proses belajar di PAUD dan SD kelas awal yang berkesinambungan dan efektif dalam membangun kemampuan fondasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat tiga target perubahan yang perlu dimiliki bersama, yakni Satuan Pendidikan perlu:
Menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru di SD. Menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama (di PAUD dan SD). Menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak (di PAUD dan SD). Bagaimana target perubahan memastikan hal tersebut dapat dilakukan.
Sementara itu, Kepala Sekolah KB dan PAUD Bhayangkari 30, Entin Nuryati M.Pd menjelaskan tahun ajaran bari 2024-2025 di satuan pendidikan yang dikelolanya terdapat 45 siswa yang mengikuti MPLS. “Kami menerapkan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah kepada siswa, orangtua dan guru dengan cara bermain yang membuat anak lebih ceria di dalam kelas,” ujar Entin yang sejak tahun 2008 menjadi kepala sekolah.
Yang perlu disiapkan oleh satuan pendidikan yaitu sebelum hari pertama, infokan kepada orang tua/wali murid untuk mengantar anak-nya ke sekolah pada hari pertama. Sampaikan bahwa mengantarkan anak ke sekolah adalah kesempatan untuk membangun hubungan positif antara lingkungan pendidikan di rumah dan di sekolah.
Tawarkan bagi orang tua/wali murid apakah dapat menemani ananda di hari pertama berkegiatan (opsional saja, karena tidak semua orang tua/wali murid memiliki keleluasaan waktu karena ada pekerjaan), membangun wadah komunikasi dengan orang tua. Siapkan daftar nomor yang dapat dihubungi oleh orang tua/wali murid untuk komunikasi terkait kegiatan pembelajaran. Jika memungkinkan, aturlah kursi dan meja membentuk lingkaran atau kelompok-kelompok, sehingga mendorong peserta didik/orang tua untuk berinteraksi melibatkan Orangtua.
Peliput : Eko Harsono
InfoTerkini
PENTINGNYA KONSISTENSI ATURAN DALAM MENDIDIK ANAK
Ruang Artikel 2025-05-14 | 08:17:00
...
selengkapnyaQuo Vadis Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah, Wajar 13 Tahun Perlu Masuk di Revisi UU Sisdiknas
Berita 2025-05-13 | 09:48:00
...
selengkapnya