Berita
Visi Gerakan Transisi PAUD-SD Yang Menyenangkan Sejalan Dengan Tema HAN 2024, Anak Terlindungi Indonesia Maju
Berita 2024-07-23 | 08:40:00
PAUDPEDIA — Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan menegaskan kolaborasi dan sinergitas antara Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan Komisi X DPR dalam dua tahun ini mengawal advokasi Gerakan Transisi PAUD-SD Yang Menyenangkan mendapat dukungan positif dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
Melalui kebijakan episode Merdeka Belajar ke 24 ini pemerintah ingin mengembalikan Hak Anak Indonesia dan membentuk karakter mulia anak Indonesia. Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan terbukti sejalan dengan Tema Peringatan Hari Anak Nasional 2024, Anak Terlindungi Indonesia Maju.
“Apa yang dilakukan oleh pemerintah saat ini berkolaborasi dan bersinergi dengan Komisi X DPR-RI merupakan sesuatu yang luar biasa. Kebijakan Gerakan Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan sebagai terobosan Kemendikbudristek untuk mewujudkan transformasi pendidikan dan upaya memenuhi Hak Anak Indonesia mendapat sambutan hangat masyarakat. Lewat gerakan ini pembentukan karakter anak Indonesia menjadi elemen yang sangat penting,” ujar Anggota Komisi X DPR-RI, Putra Nababan dalam Workshop Pendidikan dengan tema “Mari Kita Kembalikan Hak Pendidikan Bagi Anak melalui Penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan” di Jakarta Senin (22/7).
Dikatakan, pembentukan enam fondasi dalam Gerakan Transisi dari PAUD ke SD akan menciptakan perubahan besar bagi anak-anak, tetapi dengan persiapan yang tepat, pendidikan yang menyenangkan, dukungan keluarga, dan komunikasi terbuka antara sekolah dan keluarga, transisi ini dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak. Penting bagi orang tua dan staf sekolah untuk bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi anak-anak selama masa transisi ini.
“Anak-anak Indonesia adalah anak-anak yang memiliki karakter yang kuat karakter yang dilandasi oleh nilai Pancasila yang menjadi pandangan hidup kita untuk berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Pembentukan karakter, etika dan pengenalan norma-norma itu harus ditanamkan sejak anak usia dini. Sehingga ketika mereka menyelesaikan SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi pembentukan karakter yang dimulai dari jenjang PAUD akan terasa buahnya. Investasi pembangunan karakter harus dimulai sejak anak di jenjang PAUD,” ujarnya.
Menurut Putra, dirinya sangat sepakat dengan kebijakan Kemendikbudristek yang ingin mendorong anak Indonesia sejak dibangku pendidikan dasar dan menengah sudah mengetahui minat, bakat dan pilihannya. “Jika berbicara tentang kebutuhan di Indonesia, Indonesia butuh spesialis tidak butuh generalis,” tukas Putra yang menjadi politis setelah 27 tahun menjadi wartawan dan Pemimpin Redaksi di RCTI dan Metro TV.
“Pemimpin-pemimpin hebat di negaranya adalah yang mempunyai karakter. Kita punya modalnya, di dalam sila Pancasila sudah jelas dalam penguatan karakter.Ada 4 skill yang sangat dibutuhkan dan diasah di dunia,” ujar Putra.
Disebutkan oleh Putra, empat kemampuan yang harus dikembangkan oleh dunia pendidikan di Indonesia antara lain yaitu pertama kemampuan leadership. Atau kemampuan memimpin bukan berarti menjadi ketua, tetapi anak bisa diajarkan dengan hal-hal mendasar, bisa diajarkan dari kepemimpinan yang paling bawah.
Kemampuan kedua kolaborasi (bergotong royong) atau bekerja sama dengan semua orang dengan kekuatan mereka masing-masing. Ketiga yaitu kemampuan berkomunikasi. Artinya kemampun untuk dapat menyampaikan pikiran, gagasan, dan idenya, serta menerima argumen orang lain dan mencerna pemikiran orang lain.
Keempat adalah kemampuan berpikir cepat: kemampuan untuk membuat rencana a, rencana b, dan rencana c. Jika rencana satu gagal, maka rencana lainnya sudah siap. Dan semua yang diputuskan sangat terukur.
Fase Fondasi PAUD
Sementara itu, Direktur PAUD, Komalasari menjelaskan pengertian fase fondasi PAUD yaitu fase yang menjadi pijakan pertama anak di dunia pendidikan dan tujuannya adalah memfasilitasi tumbuh kembang anak secara optimal, yang tidak hanya siap bersekolah, namun lebih siap menempuh perjalanannya dalam berkembang dan berperan dimasa depan anak dikemudian hari.

“Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan upaya bersama untuk memastikan pemenuhan hak kemampuan fondasi anak usia dini, dari mana pun titik berangkat mereka. Gerakan ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar dapat terwujud. Dalam kaitan dengan Hari Anak Nasional 2024 dengan tema Anak Terlindungi Indonesia Maju maka gerakan TransisiPAUD-SDyangMenyenangkan menjadi sangat relevan,” ujar Direktur PAUD.
Dikatakan dengan memiliki kemampuan enam fondasi maka anak mendapatkan haknya. Enam kemampuan fondasi harus dibangun secara utuh dan berkelanjutan yang harus disertai kuatnya komitmen seluruh ekosistem pendidikan dalam mendukung penguatan implementasi gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dalam mencapai tiga target perubahan.
Adapun 6 kemampuan fondasi anak usia dini tersebut adalah:
1. Mengenal Nilai Agama dan Budi Pekerti
Untuk membantu anak dalam mengenal agama dan budi pekerti bisa distimulasi dengan pengenalan konsep Tuhan Yang Maha Esa dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai dengan agama masing-masing dan membantu anak agar dapat menjalin pertemanan dengan teman-teman sebayanya baik yang memiliki agama yang sama maupun dengan teman yang berbeda agama.
2. Keterampilan Sosial dan Bahasa
Fondasi ini dapat mentimulasi kemampuan sosial dan bahasa anak dengan memberikan contoh dalam mengucapkan kalimat tolong, terima kasih dan maaf saat berinteraksi dengan anak, serta penempatan dari masing-masing kata tersebut.
3. Kematangan Emosi
Untuk mentimulasi kematangan emosi anak, dapat mengajarkannya tentang toleransi dalam menunggu dan membantu anak dalam mempertahankan perhatian penuh saat mengikuti kegiatan di dalam kelas--kemampuan mengikuti kegiatan kelas ini dapat dilihat saat anak sedang mengikuti kegiatan di sekolah.
4. Pemaknaan Terhadap Belajar Positif
Beberapa hal yang menjadi tanda bahwa anak telah memiliki kesan positf terhadap proses belajar adalah senangnya anak untuk datang ke sekolah, anak juga tidak pantang menyerah dan mau mencoba kembali setiap kesalahan yang ia kerjakan, serta anak telah menunjukkan keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
5. Keterampilan Motorik dan Perawatan Diri
Fondasi ini bisa mentimuliasi anak agar mereka mampu mengelolah barang-barangnya sendiri untuk dibawa ke sekolah--dengan mengetahui barang miliknya dan membereskannya sendiri, serta mampu menjaga kebersihan dirinya sendiri.
6. Kematangan Kognitif untuk Mengikuti Kegiatan Pembelajaran
Anak yang telah memiliki kematangan kognitif ditandai dengan kemampuan menyimak dan menyampaikan gagasan dengan baik, anak juga mampu menyadari hubungan antara angka dengan huruf serta kata dan bilangan, anak juga telah mampu menghitung jumlah benda serta memahami konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, hari ini, besok, lama, sebentar, pagi, siang dan malam).
Peliput dan Foto : Eko Harsono