Berita
Psikolog UI, Rose Mini Agoes Salim : "Jangan Berhenti Stimulasi Anak Belajar Sambil Bermain, Kematangan Masuk Sekolah Tidak Dilihat Dari Usia Anak"
Berita 2023-06-07 | 18:16:00
PAUDPEDIA — Karakteristik kesiapan anak usia dini bersekolah memasuki jenjang pendidikan lanjutan sangat berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan sangat beragam. Sehingga kesiapan untuk anak masuk ke jenjang pendidikan dari PAUD ke Sekolah Dasar harus mendapat perhatian khusus. Jika treatment masa pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini berhasil dicapai dengan baik maka sudah bisa dinilai matang untuk anak memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD). Usia anak mulai bersekolah berbeda-beda tergantung kesiapan setiap anak.
Demikian dikatakan Psikolog Universitas Indonesia (UI), Rose Mini Agoes Salim, M Psi atau akrab disebut Bunda Romi dalam talkshow Komitmen Bersama Bunda PAUD Dukung Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan di Jakarta, Selasa (6/6). Pembicara lain dalam talkshow antara lain Sutradara Hanung Bramantyo, Artis dan ibu tiga anak PAUD, Mona Ratuliu, Staf Khusus Menteri, Fitria Anggriani dengan moderator Kamidia Radisty.
Kegiatan dibuka Plt Direktur PAUD, Komalasari dan dihadiri Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi. Kegiatan diikuti 1100 orang Bunda PAUD Provinsi, Bunda PAUD Kabupaten dan Kota, Pokja Bunda PAUD, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan.
Dikatakan, upaya Kemendikbudristek dalam membangun Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan dengan melibatkan seluruh Bunda PAUD di Indonesia merupakan langkah strategis dan tepat dengan tiga target perubahan yang telah ditetapkan. "Saya harapkan sekembali ke daerah nanti dapat diimplementasikan. Tidak ada lagi tes calistung di seluruh sekolah dasar baik negeri maupun swasta. Dan dilakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah secara tepat," ujarnya.
Bunda Romi menegaskan, kematangan untuk bersekolah tidak dilihat dari usia. Kesiapan sekolah anak akan berbeda tergantung tiap individu. Ada yang usia 5 tahun sudah matang, ada yang baru 6 tahun, bahkan 7 tahun. Orang tua bisa menyiapkan anak masuk SD dengan melakukan stimulasi. Jangan pernah berhenti untuk menstimulasi. Paling mudah adalah dengan bermain.
Ia menjelaskan, anak suka stimulasi dengan bermain karena hal ini disenangi anak tanpa didasari keterpaksaan. Bermain adalah cara belajar yang paling alami serta mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Selain itu, bermain juga bisa menambah wawasan, skill, dan membentuk perilaku anak. Saat bermain, anak akan belajar berbagai konsep. Bermain itu menyiapkan diri (anak) dalam kehidupan.
Dikatakan aspek kesiapan sekolah anak yang harus mendapat perhatian adalah aspek fisik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, kemandirian, dan moral. “Aspek fisik dibagi menjadi motorik kasar dan halus. Saya selalu mengatakan kepada pendidik dan orang tua, anak bisanya motorik kasar seperti lempar dan lari. Untuk masuk ke dunia sekolah, mereka harus bermain di motorik halus. Caranya bisa dengan memasukkan benda kecil seperti biji-bijian ke dalam botol,” kata dia.
Kemudian, aspek bahasa meliputi kemampuan memperkenalkan diri hingga tahap memahami dirinya seperti kondisi lapar atau kenyang. Menurut Rose, jika aspek tersebut bagus maka anak akan menjadi percaya diri. Orang tua bisa memberi stimulasi dengan menanyakan mengenai hal yang anak sukai.
Lebih lanjut, jika anak masuk ke SD dengan kondisi yang tidak siap, mengakibatkan sulit beradaptasi. Ketika sudah masuk SD, anak harus dilatih konsentrasi lebih lama agar tidak sulit memahami pelajaran.
“Rentang waktu belajar di SD kelas awal lebih panjang dari TK. Hal ini berkaitan dengan teori rentang konsentrasi. Jika di SD tidak dibiasakan konsentrasi lebih lama maka sulit memahami pelajaran. Kemudian anak akan merasa tidak nyaman di sekolah dan bisa mengakibatkan penurunan prestasi,” jelas Rose.
Aspek Kesiapan Sekolah
1. Aspek Fisik
- motorik kasar
- motorik halus
2. Bahasa
- perkenalan diri
- bercerita
- menjawab pertanyaan - bernyanyi
3. Kognitif
- mengenal sesuatu
- mengenal warna
- mengetahui angka
- membedakan bentuk
- bisa mengelompokkan benda
4. Sosial-Emosional
- bermain interaktif
- berperilaku sesuai norma
- menghargai perbedaan
- tidak terlalu bergantung dengan orang tua
- dapat menolong orang/temannya
- menunjukkan rasa setia kawan
5. Kemandirian
- bisa makan sendiri
- memakai baju sendiri
- menyikat gigi sendiri
- toilet learning
- dapat teratur pada rutinitas (misal bangun tidur)
Peliput : Eko
Foto. : Awang
InfoTerkini
Quo Vadis Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah, Wajar 13 Tahun Perlu Masuk di Revisi UU Sisdiknas
Berita 2025-05-13 | 09:48:00
...
selengkapnya