Berita
Praktik Baik Satuan Paud Sejenis Bakti Kusuma Cerdas Ceria Kota Bekasi, Sukses Memberi Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus
Berita 2024-12-10 | 16:00:00
PAUDPEDIA — Satuan PAUD Sejenis, Bakti Kusuma Ceria merupakan salah satu PAUD Inklusi yang berada di Kota Bekasi yang sukses mengintegrasikan program terapi bagi anak berkebutuhan khusus sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak yang membuat siswa mendapat layanan pendidikan secara baik dan berhasil membuat siswa berkebutuhan khusus menjadi lebih mandiri dan percaya diri berinteraksi dengan lingkungannya.
“Awal terciptanya sekolah ini diawali dengan klinik tumbuh kembang yang melayani anak-anak berkebutuhan khusus, kemudian pada tahun 2000, klinik ini diubah menjadi sekolah berkebutuhan khusus karena kurangnya sekolah yang menerima kehadiran anak berkebutuhan khusus, sehingga SPS Bakti Kusuma Cerdas Ceria hadir untuk dapat menjadi sekolah yang ramah dan nyaman bagi siswa maupun bagi orang tua,” kata Kepala Sekolah SPS Bakti Kusuma Cerdas Ceria, Dian Puspita Lestari kepada PAUDPEDIA di Kota Bekasi, akhir pekan.
Dikatakan sekolah ini juga memiliki fasilitas terapi diantaranya terapi okupasi, terapi sensori, terapi integrasi wicara serta memiliki siswa sebanyak tiga puluh siswa yang dibagi menjadi enam kelas yang didalamnya terdapat lima sampai enam siswa. Selain itu dilengkapi pula dengan kelas keterampilan, kelas kesenian, dan kelas stimulasi tumbuh kembang.
“Strategi kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah dengan mengembangkan kemandirian pada anak yaitu dengan mengenalkan sikap sikap dan kebiasaan yang positif agar dapat mempengaruhi perilaku anak-anak sehari-hari, mengakomodasi kebutuhan anak, serta mengidentifikasi potensi perkembangan anak dan hambatan yang dihadapi anak berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Program Kebutuhan Khusus yang dilakukan oleh guru di SPS Bakti Ceria Kusuma diantaranya:
- Melakukan asesmen. Asesmen dilakukan guru ketika siswa baru mendaftar ke SPS Bakti Kusuma Ceria. Guru bekerja sama dengan psikolog dan Guru Pendidikan Khusus untuk dapat menentukan jenis gangguan pada anak berkebutuhan khusus yang mendaftar agar selanjutnya dapat dilakukan pengklasifikasian kelas yang sesuai.
- Perencanaan Pembelajaran. Setelah menganalisis hasil asesmen untuk kemudian dideskripsikan, ditentukan penempatan untuk selanjutnya serta dibuatkan program pembelajaran berdasarkan hasil asesmen.
- Langkah selanjutnya menganalisis kurikulum, dengan menganalisis kurikulum maka kita dapat memilah bidang studi yang disesuaikan dengan kondisi anak. Hasil analisis kurikulum ini kemudian diselaraskan dengan program hasil asesmen sehingga tersusun sebuah program yang utuh yang berupa Program Pembelajaran Individual (PPI).
Penyusunan PPI dilakukan dalam sebuah tim yang terdiri dari guru kelas dan mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua/wali serta guru pembimbing khusus.
Memahami karakteristik setiap anak. Anak berkebutuhan khusus yang berbeda memiliki karakter yang berbeda pula.
Di SPS Bakti Kusuma Cerdas Ceria, anak yang mengalami hambatan penglihatan, dimana mereka mengalami masalah dalam orientasi dan mobilitas, guru akan memberikan informasi menggunakan media secara langsung misalnya kucing, guru memberi kesempatan pada anak-anak untuk meraba kucing tersebut.
Hal ini dilakukan agar anak mendapatkan persepsi tentang bentuk dan karakteristik hewan kucing. Menggunaan strategi pengajaran yang didesain untuk mengakomodasi kelebihan dan kelemahan anak. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui pengajaran individual. Artinya, anak belajar pada topik yang sama waktu dan ruang yang sama, namun dengan cara yang berbeda-beda.
Cara lainnya adalah proses pembelajaran dilakukan secara individual artinya anak diberi layanan secara individual dengan bantuan guru khusus. “Sebagai contoh, pada salah satu kelas yang ada di SPS Bakti Kusuma Ceria, guru menggabungkan 5 siswa berkebutuhan khusus dengan jenis down syndrom dan ASD (autism spectrum disorder) dalam satu kelas namun media dan metode pembelajaran yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak,” ujarnya.
Pemantauan Kemajuan Belajar dan Evaluasi. Hal ini dilakukan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan guru dalam memantau kemandirian anak, menggali potensi anak, serta melihat perkembangan tumbuh kembang anak baik dari perkembangan fisik, motorik dan sosial anak secara bertahap.
Berkolaborasi dengan orang tua. Setiap aktivitas dan perkembangan yang dilalui oleh anak akan dikomunikasikan dengan orang tua agar meningkatkan pemahaman orang tua dan guru tentang kebutuhan anak serta menjamin kesinambungan kegiatan bermain dengan nilai pendidikan yang dikenalkan di PAUD dan di ruamh
Peliput : Mariana, Darus, Wisnu, Arifah
Narasumber : Dian Puspita Lestari
Penulis : Mariana Panji Ramadan