Berita
154 Tahun Maria Montessori, “Ibu Pendidikan Berpusat Pada Anak Dengan Metode Montessori”
Ruang Artikel 2024-09-01 | 13:00:00
PAUDPEDIA — Maria Tecla Artemisia Montessori lebih dikenal dengan Maria Montessori merupakan seorang pendidik, ilmuwan, dan dokter berkebangsaan Italia. Ia mengembangkan sebuah metode pendidikan anak-anak dengan memberi kebebasan bagi mereka untuk melakukan kegiatan dan mengatur acara harian. Metode ini kelak dikenal dengan sebutan Metode Montessori.
Ada banyak metode pendidikan dan pembelajaran yang bisa dipilih untuk mengoptimalkan kecerdasan serta tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah metode Montessori. Dalam pendekatan Montessori, kita melihat anak sebagai seseorang yang memiliki jalan uniknya sendiri. Metodologi ini ditemukan dan dicetuskan oleh seorang doktor perempuan pertama di Italia yang hidup pada akhir 1800-an bernama Maria Montessori.
Metode Montessori merupakan suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.
Montessori Bukan Merk Produk
Walaupun banyak sekolah-sekolah yang menggunakan nama "Montessori," kata itu sendiri bukan merupakan merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja.
Maria Montessori mengembangkan "Metode Montessori" sebagai hasil dari penelitiannya terhadap perkembangan intelektual anak, yang pada awalnya diterapkan kepada anak yang mengalami keterbelakangan mental tapi diketahui juga efektif untuk anak-anak normal.
Dengan berdasar hasil kerja dokter Prancis, Jean Marc Gaspard Itard dan Edouard Seguin, ia berupaya membangun suatu lingkungan untuk penelitian ilmiah terhadap anak yang memiliki berbagai ketidakmampuan fisik dan mental. Mengikuti keberhasilan dalam perlakuan terhadap anak-anak ini, ia mulai meneliti penerapan dari teknik ini pada pendidikan anak dengan kecerdasan rata-rata.
Pada tahun 1906, Montessori telah cukup dikenal sehingga ia diminta untuk suatu pusat pengasuhan di distrik San Lorenzo di Roma. Ia menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengamati interaksi anak dengan materi yang ia kembangkan,menyempurnakannya, dan mengembangkan materi baru yang bisa dipakai anak-anak.
Dalam pendekatan yang berpusat pada materi ini, tugas utama guru adalah mengamati saat anak memilih materi yang dibuat untuk memahami konsep atau keterampilan tertentu.
Pendekatan demikian menjadi ciri utama dari pendidikan Montessori.
Awalnya perhatian Montessori lebih pada anak usia pra-sekolah. Setelah mengamati perkembangan pada anak yang baru masuk SD, ia dan Mario (anaknya) memulai penelitian baru untuk menyesuaikan pendekatannya terhadap anak usia SD.
Metode Montessori yang merupakan metode belajar yang bergantung pada masing-masing anak yang dididik, memiliki keunggulan dalam menumbuhkan kekritisan berpikir, berkolaborasi dalam tim, dan bertindak lebih tegas. Setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih aktivitas, yang tentu saja telah diatur sedemikian rupa oleh para pendidiknya untuk menumbuhkan kemandirian, kebebasan dan keteraturan. Guru, anak dan lingkungan yang diatur menciptakan segitiga pembelajaran yang baik. Anak dengan bebas memanfaatkan lingkungan yang ada untuk mengembangkan pribadinya, dan berinteraksi dengan guru ketika membutuhkan bantuan dan atau arahan yang diperlukan.
Setiap tingkatan usia mempelajari hal yang berbeda, ujung tombak pembelajaran dalam metode montessori adalah penggabungan kelompok anak-anak dengan usia yang berbeda-beda. Anak yang lebih muda dapat belajar dari anak yang lebih tua, sekaligus memberikan kesempatan kepada anak yang lebih tua untuk lebih memperkuat kemampuan yang telah mereka kuasai sebelumnya dengan konsep mengajarkan. Nantinya tiap individu pasti merasakannya saat bekerja dan bersosialisasi dengan banyak orang yang berbeda usia di kehidupan nyata.
Montessori juga memperhatikan adanya saat-saat yang sensitif, ketika anak-anak memiliki kesempatan lebih baik dalam mempelajari sesuatu dibanding masa-masa lainnya.
Misalkan di awal masa anak-anak, mereka mempelajari segala sesuatunya melalui aktivitas gerak dan penginderaan, dengan berbagai material yang mengembangkan kekuatan kognitif melalui pengalaman langsung. Metode ini cocok digunakan untuk anak-anak yang memasuki masa golden age.
Beranjak besar, di tingkatan dasar, anak-anak mulai mengatur pikirannya dari hal-hal yang nyata ke arah yang abstrak. Mereka mulai mengaplikasikan pengetahuannya ke pengalaman nyata.
Pada setiap tingkatan usia, anak disiapkan untuk menghadapi dunia orang dewasa ketika pikiran dan emosi berkembang untuk lebih memahami konsep-konsep yang lebih abstrak seperti keadilan, kebebasan dan kesetaraan.
Biografi Montessori
Maria Tecla Artemisia Montessori lahir 31 Maret 1870 di Chiaravalle, Marche, Italia saat itu negrr pozza itu masih berbentuk kerajaan. Ayahnya bernama Alessandro Montessori berusia 33 tahun saat Maria dilahirkan. Alessandro bekerja sebagai pegawai Kementerian Keuangan di pabrik tembakau yang dijalankan oleh pemerintah negara bagian setempat. Ibunya, Renilde Stoppani, 25 tahun, memiliki latar belakang pendidikan yang baik untuk saat itu dan merupakan cucu-ponakan seorang geologiwan dan paleontologiwan Italia, Antonio Stoppani.
Meskipun Maria tidak memiliki guru khusus, ia sangat dekat dengan ibunya yang memberikan dorongan padanya. Ia juga memperoleh kasih sayang dari ayahnya, meskipun ayahnya tidak menyetujui keputusannya melanjutkan pendidikan
Keluarga Montessori pindah ke Florensia tahun 1873 kemudian ke Roma tahun 1875 karena tuntutan pekerjaan ayahnya. Montessori mengenyam pendidikan dasar di sebuah sekolah dasar umum pada usia 6 tahun (1876). Catatan sekolah dasarnya "tidak terlalu menarik", meskipun ia memperoleh sertifikat penghargaan atas perilaku baik saat duduk di kelas 1 dan atas "lavori donneschi" atau "karya perempuan" saat di kelas 2.
Tahun 1883 atau 1884, saat berusia 13 tahun, Montessori melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah teknik Regia Scuola Tecnica Michelangelo Buonarroti, tempat ia mempelajari bahasa Italia, aritmetika, aljabar, geometri, akuntansi, sejarah, geografi, dan ilmu alam. Ia lulus tahun 1886 dengan nilai dan hasil ujian baik. Pada tahun yang sama, saat berusia 16 tahun, ia melanjutkan pendidikan ke institut teknik Regio Istituto Tecnico Leonardo da Vinci, yang mempelajari bahasa Italia, matematika, sejarah, geografi, geometri dan menggambar ornamen, fisika, kimia, botani, zoologi, serta dua bahasa asing. Ia mahir dalam ilmu alam dan matematika khususnya.
Awalnya ia berniat melanjutkan pendidikan teknik setelah lulus, sebuah cita-cita yang tidak lazim bagi kaum perempuan saat itu di Italia. Tapi, saat ia lulus tahun 1890 (usianya 20 tahun), dengan prestasi dalam bidang fisika dan matematika, ia malah memutuskan akan mengambil jurusan kedokteran, suatu hal yang lebih tidak mungkin dilakukan pada saat itu
Montessori terus maju dengan niatnya untuk kuliah kedokteran. Ia mengajukan permohonan pada Guido Baccelli, profesor kedokteran klinis di Universitas Roma, tetapi sangat tidak didukung. Meskipun demikian, tahun 1890, ia mendaftar di Universitas Roma dalam diploma ilmu alam. Ia berhasil lulus dalam ujian botani, zoologi, fisika eksperimental, histologi, anatomi, serta kimia umum dan organik, sehingga ia memperoleh sertifikat diploma tahun 1892. Dengan sertifikat tersebut, ditambah dengan bahasa Italia dan Latin, ia memenuhi kualifikasi untuk masuk ke program kedokteran di universitas tahun 1893.
Karena Montessori seorang perempuan, ia dimusuhi dan dilecehkan oleh beberapa teman kuliah dan profesornya. Saat praktik pembedahan kadaver (mayat), Montessori melakukannya seorang diri karena saat itu perempuan berada bersama-sama dengan lelaki menghadapi suatu tubuh telanjang dianggap tidak pantas. Ia harus menunggu berjam-jam hingga teman-temannya selesai membedah. Ia terpaksa merokok untuk menutupi bau formaldehida yang menyengat.
Montessori berhasil memperoleh penghargaan akademik pada tahun pertamanya dan tahun 1895 ia memperoleh posisi sebagai asisten rumah sakit, pengalaman klinisnya yang pertama. Dalam masa dua tahun terakhir kuliahnya, ia mempelajari pediatri dan psikiatri, serta bekerja di kamar konsultasi pediatri dan layanan gawat darurat, yang menjadikan ia ahli dalam pengobatan pediatri. Montessori lulus dari Universitas Roma tahun 1896 sebagai dokter medis. Tesisnya dipublikasikan tahun 1897 dalam jurnal Policlinico. Ia bekerja sebagai asisten di rumah sakit universitas dan mulai membuka praktik pribadi
Sebagai dokter, ia berkonsentrasi dengan masalah keadaan anak-anak dengan mental terbelakang di panti asuhan. Kebanyakan anak-anak tersebut terganggu mentalnya karena kesalahan orang dewasa.
Pada 1900, ia mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar di Roma. Ia menggunakan caranya sendiri dan berhasil mendidik anak-anak tersebut dengan hasil yang sebaik anak-anak biasa.
Hingga menjelang akhir hidupnya, Maria Montessori terus memberikan kuliah tentang metodenya dan membuka sekolah Montessori di seluruh dunia, salah satunya termasuk sekolah SSB Pulo Harapan di daerah Tanjung Priok dan Sekolah Pascal Montessori] di Bandung.
Penyunting: Eko Harsono
Sumber: Wikipedia, Buku Rahasia Masa Kanak-kanak karya Maria Montessori dan Buku Metode Montessori
InfoTerkini
Bolehkah Menormalisasi "Namanya Juga Anak-anak"?
Ruang Artikel 2025-05-03 | 16:20:00
...
selengkapnya