Berita
Peran Bunda PAUD, Tim Penggerak PKK dan Dharma Pertiwi Pada Pencegahan Stunting Ditingkatkan
Berita 2021-04-27 | 09:44:48
PAUDPEDIA - Anak berkualitas bermula dari pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), bahkan bila di telusur lebih jauh bermula dari terbentuknya kaum muda berkualitas sebagai calon orang tua hebat yang melahirkan generasi anak sehat. Permasalahan gizi saat ini di Indonesia yang paling menonjol adalah Stunting. Karena itu salah satu perhatian pemerintah saat ini pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi.
Kepala BKKBN Dr.(H.C.), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengajak Tim Penggerak PKK yang juga berperan menjadi Bunda PAUD, aktivis Dharma Wanita, Dharma Pertiwi serta organisasi kemasyarakatan perempuan seperti Fatayat NU Dan Aisyiyah Muhammadiyah agar bersinergi dengàn Pemerintah untuk lebih meningkatkan perannya dalam program pencegahan stunting yang menjadi prioritas Pemerintah.
Dijelaskan, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Pola asuh yang diberikan orangtua kepada anak-anak sangat berkaitan erat dengan kualitas anak-anak dalam tumbuh kembangnya. Ada 3 (tiga) kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi dalam mendidik karakter anak. Asih merupakan kasih sayang dari orang tua. Ini merupakan faktor penting dalam tumbuh kembang anak dan pengembangan karakternya, kaena hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan mengurangi gangguan mental emosional anak.
"Asuh atau pengasuhan antara lain meliputi, pemberian nutrisi yang cukup, tempat bermain yang memadai, perawatan saat sakit, lingkungan yang sehat dan baik. Sementara itu, untuk menjadikan anak kreatif aspek asahlah yang berperan. Asah meliputi pendidikan non formal dan formal yaitu di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) termasuk stimulasi, olah raga dan lain-lain,” jelas dokter Hasto.
Cegah Pernikahan Dini
Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) yang juga Bunda PAUD Nasional, Ibu Tri Tito Karnavian mengungkapkan, “Stunting adalah salah satu masalah kekurangan gizi kronis dalam waktu yang cukup lama dan pola asuh ortu sangat mempengaruhi terjadinya kekurangan gizi pada balita. Dampak buruk yang dapat disebabkan masalah gizi ini pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam jangka pendek dapat menganggu gangguan fisik dan mental. Salah satu proses terjadinya stunting adalah dampak dari pernikahan dini dan menjadi semakin sulit ketika budaya pernikahan dini adalah hal yang biasa,” imbuh Tri Tito saat membuka Webinar “Peran Kartini Indonesia di Era Millenial dalam Pencegahan Stunting melalui Pemberian Makanan Bergizi Seimbang untuk Anak” melalui Virtual.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Dharma Pertiwi Dan Bunda PAUD Nasional, Ibu Nanny Hadi Tjahjanto juga menambahkan”, betapa pentingnya asupan gizi bagi tumbuh kembang para penerus bangsa, dan harus senantiasa diindahkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai orangtua kita harus dapat mempersiapkan anak-anak kita dengan baik secara fisik dan mental yang di dapat dari bagaimana cara orangtua mendidik dan mengasuh sejak usia dini, anak yang berkualitas adalah dimulai dari 1000 HPK,” imbuh Nanny.
Dokter Hasto menambahkan selain gizi yang seimbang imunisasi lengkap juga sangat penting untuk mencegah stunting. Hari Kartini menjadi momentum sangat tepat untuk melanjutkan perjuangan dibidang kesehatan perempuan yang pada gilirannya juga menyehatkan anak-anak dan bebas dari stunting untuk menuju Indonesia unggul dan maju.
Selain itu, “Angka kematian ibu dan bayi itu menjadi tolak ukur derajat kesehatan sebuah bangsa, maka sudah selayaknya marilah kita meneruskan perjuangan R.A Kartini. Kemudian kita bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui pendidikan, pengajaran terkait dengan kesehatan reproduksi, masalah seksualitas kepada remaja, perempuan, dan keluarga”, terang dokter Hasto.
Penulis : Eko
Editor : Hammam Izzuddin