Berita
Diskusi Media Perempuan dan Anak, Panduan Puasa Bagi Ibu Hamil, Menyusui dan Anak Usia Dini
Berita 2023-04-05 | 10:41:00
PAUDPEDIA — Ibadah puasa di bulan Ramadan menjadi kewajiban bagi segenap umat muslim di seluruh belahan dunia. Dalam menjalankannya, barang tentu membutuhkan kondisi tubuh yang bugar. Namun demikian, agama Islam memberikan keringanan bagi golongan tertentu untuk tidak melakukan puasa, seperti pada orang yang sakit dan ibu hamil.
Banyak penelitian kedokteran yang menunjukkan hasil tidak ada perbedaan pertumbuhan janin antara ibu hamil yang berpuasa dan tidak berpuasa. Data lain juga menunjukkan tidak ada perbedaan berat badan bayi saat lahir diantara keduanya. Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah fakta bahwa puasa tidak mempengaruhi kualitas kognitif janin. Meskipun begitu, ibu hamil yang mengetahui secara jelas bagaimana kondisi fisiknya dan janin.
Saat bulan Ramadhan tiba, sebagian ibu hamil dan ibu menyusui merasa khawatir jika puasa akan berpengaruh pada pemenuhan gizi bagi bayi dalam kandungan dan juga produksi ASI. Sebenarnya puasa bagi keduanya bukanlah masalah, namun ada beberapa hal yang perlu dipahami sebelum mulai berpuasa.
Dalam Mediatalk yang mengusung tema Panduan Puasa Bagi Ibu Hamil, Menyusui, dan Anak-Anak yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Plt. Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan KemenPPPA, Anggin Nuzula Rahma mengatakan ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Meski hamil dan menyusui adalah hal yang sangat alami, namun dalam prosesnya, ibu dan bayi butuh belajar. Berbagai tantangan juga harus dihadapi oleh keduanya. Oleh karena itu, dukungan dibutuhkan bukan hanya dari orang terdekat, melainkan juga pemerintah melalui berbagai kebijakan dan peraturan.
Anggin menyampaikan data terkait persentase anak umur 0-23 bulan yang pernah dan masih diberikan ASI pada periode 2020-2022 menunjukkan tren yang meningkat, yaitu sebesar 77,41 persen pada 2022 yang sebelumnya pada angka 77,01 persen pada 2021 dan 75,68 persen pada 2020 (Badan Pusat Statistik, Susenas 2020-2022).
“Balita yang tidak diberikan ASI ekslusif sejak lahir memiliki risiko stunting sebesar 4,8 kali dibandingkan dengan balita yang diberikan ASI ekslusif sejak lahir. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya mempersiapkan seribu hari pertama kehidupan anak dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, dalam kondisi berpuasa ini, ibu hamil dan ibu menyusui harus memperhatikan hal-hal terkait kesehatan dan pemenuhan nutrisi terbaik bagi ibu dan bayi,” ujar Anggin.
Anggin mengungkapkan kunci sukses dalam pemenuhan gizi pada seribu hari pertama kelahiran, yakni dengan melakukan serangkaian kegiatan selama fase kehamilan, mulai dari pemeriksaan rutin kehamilan, pemberian tablet penambah darah, pemenuhan gizi seimbang selama masa kehamilan. Sedangkan untuk fase pasca melahirkan, ibu menyusui dapat melakukan inisiasi menyusui dini, pemberian ASI ekslusif, memberikan makanan pendamping ASI yang ideal, melakukan imunisasi lengkap, dan menjaga sanitasi lingkungan.
Sementara itu, Dokter Konselor Laktasi dan Tumbuh Kembang Bayi, dr. Ameetha Drupadi, CIMI mengungkapkan saat berpuasa, tubuh ibu menyusui akan tetap memproduksi ASI sama seperti saat sedang tidak puasa dan bagi ibu hamil berkurangnya jumlah asupan kalori yang dikonsumsi selama berpuasa tidak akan membuat perbedaan yang signifikan terhadap perkembangan bayi dalam kandungan.
Dr. Ameetha mengatakan dalam hukum Islam terdapat keringanan berpuasa/rukhsoh bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Keduanya diperbolehkan tidak berpuasa dengan alasan kesehatan baik bagi sang ibu maupun bayinya.
“Jadi, ibu hamil dan ibu menyusui tetap bisa mengikuti puasa Ramadhan selama mereka mampu dan tidak ada ancaman kesehatan bagi dirinya dan bayi yang ada dalam kandungan. Keringanan ini diutamakan untuk ibu menyusui yang usia bayinya di bawah enam (6) bulan karena bayi masih dalam masa ASI eksklusif. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh mereka selama menjalankan ibadah puasa baik saat sahur dan berbuka agar tetap sehat terutama pemenuhan gizi seimbang,” ujar dr. Ameetha.
Dr. Ameetha menuturkan sebaiknya baik ibu hamil maupun ibu menyusui melakukan konsultasi terlebih dahulu sekaligus memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk memastikan kondisi yang aman untuk berpuasa. Bila memang diperbolehkan untuk berpuasa, ada syarat yang harus dijalani, yaitu tetap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi, baik bagi diri sendiri maupun janin yang dikandung dan bayi yang masih dalam masa ASI.
“Beberapa tips untuk tetap lancar menyusui dengan memaksimalkan pumping dan menyusui di malam hari, menjaga asupan nutrisi dan makanan saat sahur dan berbuka puasa, mencukupi kebutuhan air dengan minum air putih 1,5-2 liter/hari, istirahat yang cukup, dan segera berhenti berpuasa jika dirasa sudah tidak memungkinkan,” tutup dr. Ameetha.
Ibu hamil trimester pertama merupakan saat yang genting dimana pemenuhan gizi guna perkembangan janin. Meski penelitian menunjukkan hasil yang variatif, namun tidak menutup kemungkinan akan memunculkan penurunan kognitif pada janin.
Bunda tentu bertanya-tanya apakah berpuasa saat hamil akan berpengaruh pada kesehatan jangka panjang sang anak? Jawabannya adalah tidak. Namun, perlu dipahami ada beberapa data di lapangan yang menunjukkan hal sebaliknya. Mereka adalah bagi para ibu hamil yang usia saat hamil diatas 40 tahun. Usia tersebut merupakan usia berisiko tinggi untuk proses kehamilan secara umum.
Terkait komplikasi yang mungkin dialami ibu hamil yang berpuasa. Komplikasi yang mungkin dialami adalah mual, muntah, diare, nyeri kepala, tekanan darah rendah, tekanan darah tinggi, dan kadar gula rendah. Komplikasi lebih sering pada trimester pertama.
Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa ibu hamil yang berpuasa lebih banyak yang bisa melahirkan secara normal. Dia juga mengingatkan ada tanda gejala puasa harus dihentikan yaitu saat berat badan berkurang dan rekurensi gerakan bayi melemah.
Tanda gawat lainnya adalah merasa sangat haus, jarang buang air kecil, dan warna urin menjadi gelap. Tanda gejala tersebut merupakan dehidrasi dan bisa membuat ibu hamil mengalami infeksi saluran kemih. Ibu hamil yang alami pusing, mual, dan muntah saat berpuasa segera batalkan.
Editor Eko
Sumber Siaran Pers KemenPPPA