Berita
94 Fasilitas Kesehatan dan 29 Satuan Pendidikan Terdampak Banjir dan Tanah Longsor di Kabupaten Pesisir Selatan
Berita 2024-03-21 | 06:30:00
PAUDPEDIA —-- Banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat, mengakibatkan 25 orang meninggal dunia, 74.934 orang mengungsi, serta 119.228 orang lainnya terkena dampak. Tak hanya itu, banjir dan longsor menyebabkan 94 fasilitas pelayanan kesehatan terdampak meliputi 4 puskesmas, 24 puskesmas pembantu, dan 66 pos kesehatan nagari dan 29 satuan pendidikan jenjang PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan memobilisasi Tim Manajemen dan Pengelola Regional Sumatera Barat serta Emergency Medical Team (EMT) Type 1 Regional Sumatera Barat sebagai bentuk respons cepat untuk melakukan pendampingan manajemen penanggulangan krisis kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan memberikan dukungan pelayanan kesehatan di lokasi terdampak
“Selain dukungan berupa sumber daya manusia kesehatan (SDMK), Kementerian Kesehatan juga mengirimkan bantuan berupa obat-obatan dan PMT,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Dr. Sumarjaya.
Sebagai dukungan dalam pelayanan kesehatan, Emergency Medical Team (EMT) Type 1 Regional Sumatera Barat telah membuka pos kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan di Painan, Jalan Raya Padang Barung-Barung Balantai.
Sementara itu, sebagai bentuk dukungan manajemen, Tim Manajemen telah lakukan pendampingan untuk optimalisasi struktur Health Emergency Operation Center (HEOC), di antaranya pendampingan data dan informasi sub-sub klaster kesehatan, pendampingan dan pendistribusian relawan tenaga kesehatan, serta dukungan manajemen lainnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dalam memberikan pelayanan kesehatan telah mencatat 8 penyakit terbanyak yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, meliputi ISPA, hipertensi, demam, gastritis, dermatitis, rematik, penyakit kulit, dan penyakit alergi.
“Tim Manajemen Pusat Krisis Kesehatan telah mendampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan menerima Tim EMT IDI Sumatera Barat sekaligus melakukan koordinasi untuk pendistribusian Tim Tenaga Kesehatan ke Pos Kesehatan di lokasi bencana,” lanjut Dr. Sumarjaya.
Hal tersebut dilakukan untuk mengkoordinasi setiap relawan kesehatan di lokasi terdampak bencana. Dengan demikian, pelaksanaan pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan optimal dan semua penduduk yang terdampak dapat tertangani serta mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik.
Sampai saat ini, penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pesisir Selatan pada bidang kesehatan terus dilakukan untuk mencegah terjadinya krisis kesehatan dengan dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan.
Terdapat 15 Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat yang dilanda banjir dan tanah longsor. Kecamatan-kecamatan tersebut meliputi Kecamatan XI Koto Terusan, IV Jurai, Batang Kapas, Bayang, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Basa Ampek Balai Tapan, Ranah Ampek Hulu Tapan, Lunang, IV Nagari Bayang Utara, Pancung Soal, Air Pura, dan Silaut.
Memasuki hari keempat belas pencarian korban banjir dan longsor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan mencatat total jumlah korban yang ditemukan meninggal dunia sebanyak 25 orang.
Korban ke-25 yang ditemukan adalah AZ, anak perempuan berusia lima tahun, warga Nagari Gantiang Mudiak Utara, Kecamatan Sutera. Empat orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pesisir Selatan Defrisiswardi menyatakan, operasi pencarian dan penyelamatan telah melalui hari terakhir perpanjangan masa operasi selama tiga hari.
Terkait pencarian empat orang yang masih dilaporkan hilang, selanjutnya akan dibicarakan dengan keluarga korban dan pimpinan daerah.
Dengan penambahan korban yang ditemukan di Pesisir Selatan hari ini, terang dia, maka total korban banjir dan longsor di wilayah Sumatra Barat mencapai 28 korban meninggal dunia terdiri dari 25 orang warga Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang warga Kabupaten Padang Pariaman serta korban hilang sebanyak empat orang.
BNPB Dampingi Proses Pendataan Kerusakan Infrastruktur
Sementara proses pencarian dan penyelamatan korban hilang di Pesisir Selatan masih dilaksanakan oleh tim gabungan, Basarnas, dan para relawan, proses pendataan kerusakan infrastruktur dan rumah warga terdampak juga dilaksanakan beriringan.
Hal ini sesuai dengan arahan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penanganan Banjir dan Longsor Provinsi Sumatra Barat di Kantor Gubernur Sumatra Barat, Kota Padang, Senin (11/3/2024).
Kepala BNPB mendorong agar upaya pendataan kerusakan infrastruktur dapat diakselarasi sehingga pembangunan rumah relokasi dapat segera dilakukan agar masyarakat terlalu lama menunggu.
Merespon hal tersebut, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah datang langsung ke Sumatra Barat guna memimpin Rapat Koordinasi Pendataan Rumah Rusak Terdampak Banjir Longsor Sumatra Barat pada Sabtu (16/3/2024).
Berdasarkan hasil kaji cepat BPBD Provinsi Sumatra Barat tercatat kerusakan rumah warga akibat banjir dan longsor antara lain 1.051 rumah rusak berat, 725 rumah rusak sedang, dan 1.661 rumah rusak ringan.
Selain rumah, banjir dan longsor juga menyebabkan 54 rumah ibadah terdampak, 41 jembatan rusak, 13 saluran irigasi rusak, 29 fasilitas pendidikan terdampak, 64 ruas jalan terdampak, 1,09 juta hektar lahan terdampak, 81 fasilits umum dan kantor terdampak, 4 unit sarana kesehatan terdampak, dan 2.221 ekor hewan ternak terdampak.
Penyunting: Eko
Sumber: Siaran Pers Kemenkes dan BKHM Kemendikbudristek
InfoTerkini
Jalan Sehat Hardiknas 2025: Semangat Kebersamaan Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua
Berita 2025-05-19 | 06:15:00
...
selengkapnya